Selasa, 27 Juli 2010

Potensi Wisata

Sudah tidak dapat dipungkiri lagi kalo D.I Yogyakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata yang sangat menakjubkan. Pariwisata di Yogyakarta sudah sangat terkenal sampai ke mancanegara. Bahkan desas-desus yang beredar, Yogyakarta merupakan daerah kunjungan pariwisata terbesar ke dua di Indonesia setelah pulau Bali. Prestasi tersebut tidak hanya membanggakan warga yogyakarta saja, sebagai rakyat Indonesia kita juga patut turut bangga bahwa salah satu kota di pulau Jawa ini sudah terkenal sampai ke mancanegara. Objek-objek wisata yang bagus merupakan daya tarik tersendiri bagi para turis, baik turis lokal maupun internasional.
Banyak bangunan-bangunan bersejarah bekas peninggalan-peninggalan zaman kerajaan Jawa kuno yang masih bisa dapat di nikmati di kawasan Yogyakarta. Salah satu peninggalan bersejarah tersebut adalah Kraton Yogyakarta, dimana sampai saat ini Kraton Yogyakarta masih tetap berfungsi sebagai istana raja Yogyakarta yang notabene usia Kraton tersebut sudah berumur ratusan tahun. Tetap dilestarikannya budaya di Kraton Yogyakarta ternyata mampu menjadi magnet daya tarik para wisatawan untunk tetap mengunjunginya, mereka berdatangan dari seluruh penjuru dunia hanya demi ingin mengetahui bentuk bangunan dan sistem dari kerajaan Jawa tersebut. Bentuk bangunan yang unik atau dalam arti kata tetap mempertahankan bentuk aslinya mampu membuat orang-orang yang melihatnya terkagum-kagum. Selain itu juga, di Yogyakarta khususnya di daerah Kraton, sering dilaksanakan kegiatan pagelaran seni budaya asli dari yogyakarta, para turis yang sengaja melihat acara pagelaran-pagelaran kesenian tersebut dibuat terpesonan dengan peninggalan adat istiadat Yogyakarta. Selain Kraton Yogyakarta, masih banyak lagi tempat-tempat bersejarah ataupun tempat-tempat objek wisata lainnya yang berada dikawasan Yogyakarta. Banyaknya Objek wisata yang dimiliki Yogyakarta telah mampu membawa keuntungan tersendiri bagi pemerintah daerah dan rakyat Yogya itu sendiri. Semakin banyak para turis yang berkunjung, baik turis lokal maupun turis internasional maka akan semakin bergairah perekonomian masyarakat yogyakarta, potensi wisata yang dimiliki oleh masyarakat Yogyakarta telah banyak membawa keberkahan tersendiri. Oleh karena itu patutlah objek-objek wisata yang ada harus tetap dilestarikan bahkan harus lebih ditingkatkan lagi secara fasilitas-fasilitas yang membuat para turis-turis tersebut merasa nyaman dan betah tinggal di Yogyakarta.

Senin, 26 Juli 2010

Peta Sumatra Utara


Potensi Alam

Provinsi Sumatera Utara memiliki keunikan tersendiri dalam kerangka perekonomian nasional. Provinsi ini adalah daerah agraris yang menjadi pusat pengembangan perkebunan dan hortikultura di satu sisi, sekaligus merupakan salah satu pusat perkembangan industri dan pintu gerbang pariwisata di Indonesia di sisi lain. Ini terjadi karena potensi sumber daya alam dan karakteristik ekosistem yang memang sangat kondusif bagi pembangunan ekonomi daerah dan nasional.

Kini tersedia potensi pertanian yang cukup melimpah. Sebagian besar produksinya, sayur-mayur dan jeruk malah telah dipasarkan ke provinsi lain bahkan ke luar negeri. Karena itu, tidak mengherankan jika sektor ini menjadi salah satu prioritas pembangunan daerah. Luas areal pertanian meliputi lahan sawah irigasi teknis seluas 135.872 ha, sawah non irigasi teknis seluas 141.383 ha, dengan saluran irigasi primer, sekunder dan tersier sepanjang 820.462 meter. Pada 2005, sawah-sawah ini menghasilkan 3.447.784 ton padi, sedangkan di tahun 2006 hanya memproduksi 3.030.784 ton padi.

Bukan hanya padi yang dihasilkan, tetapi juga 1.298.230 ton palawija, hortikultura dan sayur-sayuran. Beberapa jenis tanaman yang dikembangkan antara lain 218.375 ha lahan jagung dengan hasil produksi 739.067 ton; 13.142 ha tanaman kedelai dengan hasil produksi 15.295 ton; 155.436 ha lahan singkong dan umbi-umbian dengan hasil produksi 655.070 ton.

Pada 2004, luas hutan mangrove mencapai 103.372 ha dengan kondisi 60% baik. Hal ini sangat mempengaruhi perubahan ekosistem pantai dan kehidupan masyarakat nelayan. Kualitas air sungai yang di pantai hasilnya masih berfluktuasi terutama untuk parameter BOD, COD, TSS, Do dan PH. Fluktuasi kualitas air sungai ini terkait dengan ketaatan perusahaan terhadap baku mutu limbah cair dan besarnya beban limbah domestik yang dibuang langsung ke badan air. Sungai ini terkait dengan ketaatan perusahaan terhadap baku mutu limbah cair dan besarnya beban limbah domestik yang dibuang langsung ke badan air. Kualitas udara dengan indicator konsentrasi ambien polutan udara (Sox, Nox, debu, kebisingan) dan jumlah titik api (hotspot). Tahun 2004 jumlah titik api berkurang dari 219 titik api (2003) menjadi 164 titik api. Indikator ini menunjukkan kebakaran hutan masih relatif tinggi dan salah satu sumber polusi udara yang menyebabkan tingginya kadar debu di udara.

Di sektor perkebunan, menunjukkan progress menggembirakan. Pada 2005, misalnya, luas areal perkebunan 1.746.340 ha, lalu bertambah menjadi 1.788.943 ha pada 2006, terdiri atas 1.008.525 ha perkebunan rakyat, 363.106 ha perkebunan pemerintah, dan 365.992 ha perkebunan swasta dengan total hasil produksi 4.199.834 ton. Total produksi perkebunan pada 2006 mencapai 1.788.943 ton, meningkat dibandingkan total produksi 2005 sebesar 4.048.411 ton.

Komoditas unggulan sektor perkebunan antara lain karet. Dengan luas areal 479.174 ha, berhasil diproduksi 367.113 ton karet setiap tahunnya. Perkebunan sawit juga cukup luas, mencakup areal 908.080 ha dengan hasil produksi 13.830 ton. Luas perkebunan kelapa 125.969 ha dengan hasil produksi 99.529 ton. Perkebunan kopi mencapai 78.119 ha dengan hasil produksi 55.597 ton, sementara perkebunan kakao terhampar seluas 3.259 ha dengan hasil produksi 59.229 ton.

Meski potensi perikanan laut di pantai timur atau Selat Malaka hanya 239 ribu ton per tahun, Sumatera Utara memiliki potensi perikanan yang sangat besar di Pantai Barat atau Samudera Hindia yang mencapai 917.000 ton per tahun. Kendati demikian, produksi ikan secara keseluruhan masih relative kecil dibanding potensi yang ada, yakni 10,53% per tahun. Produksi perikanan tidak hanya dari laut, tapi juga dari produksi perairan rawa, danau dan sungai yang mencapai 11.669,90 ton dengan hasil produksi perikanan laut yang mencapai 330.579,60 ton, dengan jumlah kapal 22.457 unit. Untuk hasil perikanan budidaya dan perikanan tangkap untuk tahun 2006 sebesar 388.559 ton.

Di bidang kehutanan, Sumatera Utara juga menyediakan sumber daya alam yang melimpah. Pada 2005, total luas wilayah hutan mencapai 2.386.960 ha, terdiri atas 1.297.330 ha hutan lindung dan 1.035.690 ha hutan produksi terbatas. Dari seluruh potensi kehutanan yang ada, hutan yang dapat dikonversi mencapai 879.270 ha dan hutan bakau seluas 477.070 ha. Produksi kehutanan di luar kawasan Hak Pengelolaan Hutan (HPH) sebanyak 112.459,79 meter kubik kayu bulat, 34.082,12 meter kubik kayu gergajian dan 187.128,74 meter kubi kayu olahan. Sedangkan hasil hutan ikutannya terdiri atas 600 ton rotan dan 654,37 meter kubik Gondorukem.

Di sektor peternakan, komoditas utama yang dihasilkan adalah sapi, kambing, domba, babi, dan unggas. Jumlah populasi sapi potong pada 2006 mencapai 25.465 ekor dengan jumlah pemotongan per tahun sebanyak 53.207 ekor. Populasi sapi perah 6.521 ekor, memproduksi 4.561 ribu liter susu per tahun. Di sana juga tersedia 721.858 ekor kambing bersama 268.500 ekor domba, 809.705 ekor babi, 21.280.380 ekor ayam buras, 6.190.175 ekor ayam petelur dengan hasil produksi 123.95,36 ton telur per tahun, 51.219.491 ekor ayam pedaging dengan hasil produksi 44.687,58 ton daging ayam per bulan, serta 2.291.472 ekor itik dengan hasil produksi 10.919,80 butir telur per tahun. Total produksi peternakan tahun 2006 mencapai 216,05 ton, meningkat dibanding produksi 2005 yang hanya mencapai 213,25 ton.

Sumatera Utara juga memiliki kekayaan tambang. Survey 2006 mencatat bahwa terdapat 27 jenis barang tambang nonlogam (golongan C), 15 jenis barang tambang logam dan enam jenis minyak, gas (migas) dan energi. Barang tambang nonlogam antara lain batu gamping, dolomite, pasir kuarsa, belerang, kaolin, diatomea dan bentonit. Sedangkan barang tambang logam mencakup emas, perak, tembaga dan timah hitam. Sementara potensi migas dan energi antara lain minyak bumi, gas alam dan panas bumi. Saat ini telah dilakukan eksploitasi terhadap minyak bumi di Sumatera Utara, dengan hasil produksi pada 2006 mencapai 21.000 barel minyak bumi.

Sumber: Indonesia Tanah Airku (2007).


Potensi Kuliner

Ada beberapa teman saya yang pernah mengunjungi kota Medan mengatakan kalo Medan adalah surga bagi penikmat kuliner lezat, ungkapan ini bukanlah sesuatu yang berlebihan. Dikota Medan memang banyak terdapat tempat-tempat makan yang nyaman dengan menu makanan yang sangat menggugah selera. Mulai dari makanan khas daerah sampai makanan berlabel internasional ada semua dikota Medan. Sajian-sajian istimewa tersebut dengan gampang di dapat disetiap plosok kota Medan. Jadi tidaklah heran jika ada ungkapan kalo kota Medan adalah surga bagi pecinta kuliner sejati.


link
link
link
link
link
link
link
link


Potensi Wisata

Danau terbesar di Indonesia terletak pada provinsi Sumatra Utara, yaitu Danau Toba. Potensi dari keindahan Danau Toba tidak kalah dengan potensi-potensi wisata lainnya yang ada di Indonesia, Danau Toba memiliki panorama yang begitu Indah dengan suasana alam pegunungan yang sejuk. Telah banyak wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang mengungkapkan rasa puasnya setelah mendatangi objek wisata ini bahkan mereka merencanakan kembali datang ke Danau Toba untuk menikmati keindahan alam yang sangat alami dan menyenangkan.

Potensi wisata Danau Toba ternyata mampu menjadi daya tarik para turis-turis yang berkeinginan untuk berwisata. Sehingga dengan semakin terkenalnya nama Danau Toba di mata turis-turis lokal maupun internasional maka akan dapat mendongkrak kekuatan ekonomi dari daerah tersebut. Potensi-potensi lokal yang dimiliki oleh daerah harus selalu tetap dipertahankan. Fasilitas-fasilitas pendukung potensi wisata tersebut haruslah tetap mendapatkan prioritas utama jika menginginkan tetap stabil datangnya para wisatawan domestik dan internasional.




Peta Provinsi Sumatra Selatan


Potensi Alam

Lahan sawah irigasi teknis mencapai 6,757 ha dan irigasi non teknis 809 ha. Lahan pertanian mencapai 5.524.725 ha atau setara dengan 70% total luas wilayah Sumatera Selatan. Kendati demikian, lahan padi di provinsi ini pada 2005 mencapai 626.849 ha dengan jumlah produksi 2.320.110 ton. Dari jumlah produksi itu, sekitar 171.928 ton berasal dari produksi lahan kering seluas 73.504 ha. Kabupaten dengan luas areal dan produksi padi tertinggi adalah Ogan Komering Ilir dan Ogan Komering Timur.

Saat ini lahan sawah abadi seluas 752.150 ha, terdiri atas 399.521 ha atau 55% lahan sawah irigasi 113.655 ha atau 15% lahan sawah pasang surut, sawah lebak dan sawah tadah hujan dan sisanya 238.974 ha atau 30% adalah lahan sawah yang belum ditanami.
Perkebunan terhampar luas. pada 2005, kebun mencapai 26.884 ha dengan produksi 75.556 ton dan kebun ketela pohon seluas 14.432 ha dengan produksi 179.952 ton. Luas tanaman ubi jalar 3.379 ton, kebun bawang daun 330 ha dengan jumlah produksi 27.748 ton, kubis produksi 49.930 ton, sawi 770 ha jumlah produksi 68.799 ton.

Sumatera Selatan terkenal dengan produksi buah-buahan khususnya duku, durian, nanas dan pisang. Luas perkebunan duku mencapai 3.851 ha dengan produksi 62.226 ton, perkebunan durian 40.486 ha total produksi 29.000 ton. Namun demikian, pohon duku dan durian banyak yang sudah tua sehingga diremajakan. Perkebunan nanas mencapai 4.670 ha dan total produksinya 513.858 ton. Selain itu, perkebunan alpukat terhampar di atas lahan 275 ha dengan produksi 1.852 ton, perkebunan belimbing 95 ha memproduksi 1.786 ton, perkebunan jambu biji 311 ha memproduksi 13.085 ton, perkebunan jambu 834 ha memproduksi 15.442 ton, perkebunan jeruk siam 7.003 ha memproduksi 2.660.363 ton, perkebunan manggis 763 ha memproduksi 2.286 on dan perkebunan nangka seluas 1.484 ha dengan produksi 18.681 ton.

Provinsi ini juga memiliki sumber daya perkebunan seluas 1.878.983 ha yang merupakan perkebunan milik rakyat dan perusahaan, terdiri dari perkebunan karet, kelapa sawit, tebu, kopi, kelapa, lada dan lainnya dengan total produksi 4.040.150 ton. Ada empat komoditas yang dominan yaitu kelapa sawit, karet, kopi dan kelapa. Keempat komoditas tersebut tersebar hampir tersebar di semua kabupaten/kota. Kepemilikan perkebunan rakyat masih dominan dibandingkan milik perusahaan dan lainnya. Areal produksi karet rakyat seluas 1,2 juta ha, diikuti lahan produksi kelapa sawit 1,1 juta ha. Selama 20 tahun terakhir, laju pertumbuhan kedua komoditas ini sangat fantastis sebagai hasil kerja keras semua komponen yang berkecimpung dibidangnya.

Di sektor perikanan dan kelautan, penduduk yang menggeluti sektor ini mencapai 115.388 rumah tangga perikanan. Persentase perikanan diperoleh dari hasil budidaya ikan (56,18%), perairan umum (39,31%) dan perikanan laut (4,51%). Pembangunan perikanan dititikberatkan pada pembangunan perikanan budidaya, termasuk di dalamnya pascapanen, yang pada 2005 mencapai 88.954,5 ton.

Hasil produksi ternak mulai dari daging, susu dan telur terus meningkat clari tahun ke tahun. Pada 2005, produksi daging sapi, kerbau, kambing, babi dan unggas mencapai 44.676 ton, Sedangkan produksi susu segar mencapai 277.000 liter, produksi telur sebesar 46.183 ton.

Provinsi Sumatera Selatan tidak kalah dengan provinsi lain dalam melestarikan hutan, suatu kinerja yang harus disambut positif luas hutan mencapai 4.416.837 ha atau 40,43% dari total luas wilayah provinsi, terdiri dari kawasan hutan konservasi seluas 714.416 ha (16,17 %), hutan lindung 760.523 ha (17%) dan hutan produksi 2.941.898 ha (66,61%).

Provinsi ini memiliki potensi pertambangan yang cukup besar, antara lain cadangan minyak bumi sebanyak 5,03 miliar barrel (10% cl) atau 5.032.992 matrick stack tank barrel. Cadangan minyak bumi diproduksi dengan pertumbuhan 10% per tahun dan dapat bertahan 60 tahun, Sedangkan cadangan batu bara diperkirakan sebesar 16.953.615.000 ton atau 60% cadangan nasional. Luas areal usaha pertambangan umum mencapai 1.030.128,75 ha, dengan pertambangan minyak dan gas 2.243,120,15 ha.



Potensi Kuliner

Mendengar kata pempek pastinya kita langsung mengasumsikan sebuah nama makanan khas yang berasal dari kota Palembang-Sumatra Selatan. Pempek palembang memiliki cita rasa yang unik dan khas, makanan ini biasanya disajikan dengan menggunakan cairan yang disebut cuka. Rasa Cuka yang pedas menambahkan cita rasa yang lezat dari pempek tersebut. Pempek dengan mudah di dapat di bagian daerah manapun di Sumatra Selatan. Pempek Palembang mampu menjadi suatu identitas bagi daerahnya. Potensi kuliner tersebut menjadi suatu daya tarik dan pemasukan bagi daerah Sumatra Selatan itu sendiri.

link
link
link
link
link
link
link
link



Potensi Wisata

Pariwisata di daerah Sumatra Selatan cukup potensial untuk dikembangkan. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beraneka ragam, baik wisata alam, sejarah maupun budaya. Sumsel memiliki obyek wisata berupa gunung-gunung dengan flora dan fauna yang beragam, seperti Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS); sungai, danau, garis pantai yang sangat panjang, dan aneka ragam tradisi serta budaya yang unik dan menarik. Wisata alamnya adalah Danau Ranau Kabupaten Ogan Komering Ulu, Musi Rawas, dan Musi Banyuasin. Panorama pantainya antara lain pantai Parai Tenggini, pantai Matras di Pulau Bangka, dan pantai Pasir Padi di Pulau Belitung. Panorama air terjun terdapat di Kabupaten Muara Enim dan Lahat. Wisata budayanya meliputi Bukit Serelo, Gunung Dempo, Rumah Limas, pemukiman suku terasing Anak Dalam dan Kubu. Wisata sejarahnya antara lain situs Sri Wijaya berupa batu purbakala, patung kuno, dan museum di Palembang, kompleks Pemakaman di Bukit Siguntang serta Benteng Kuto Besak.


link
link
link
link
link
link
link
link


Peta Provinsi Sumatra Barat


Potensi Alam

Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang kaya sumber keanekaragaman hayati. Sebagian besar wilayahnya masih merupakan hutan alami dan dilindungi. Hutan tropisnya dapat dijumpai berbagai spesies langka, misalnya rafflesia arnoldii (bunga terbesar di dunia), harimau sumatera, siamang, tapir, rusa, beruang, dan berbagai jenis burung dan kupu-kupu. Potensi pertanian juga meningkat, ini dapat dari bertambahnya luas panen padi sebesar 1.03% dari 2004 ke 2005. Hal yang sama terjadi pada palawija, luas panennya bertambah 12,53% untuk komoditas jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan kacang hijau. Memang tidak semua lahan panen meningkat, seperti pada komoditas sayur-sayuran yang terdiri atas bawang merah, bawang putih, bawang daun, kentang, kol, kubis, petai, sawi, cabe, wortel, dan cabe rawit pada 2005 hanya mencapai 16.598 hektar, padahal di tahun 2004 mencapai 17.826 hektar.

Di sektor peternakan, komoditas utamanya adalah sapi potong. Jenis ternak terdiri atas kelompok ternak besar meliputi sapi perah, sapi potong, kerbau, kambing dan babi serta sebagian kecil kuda dan domba; dan kelompok ternak kecil yang terdiri atas ayam ras, ayam buras dan itik. Dari total ternak yang ada, lebih dari 96,45% adalah kelompok ternak kecil. Populasi tertinggi untuk kelompok ternak besar mencapai 872.517 ekor, terdiri atas 419.352 sapi potong dengan produksi daging seberat 14.715.641 kg; ditambah 210.421 ekor kerbau dengan produksi daging seberat 3.067.218 kg dan susu sebanyak 1.342.807 kg. kambing dengan populasi 29.847 ekor menghasilkan 309.050 kg daging. Sisanya adalah 714 ekor sapi perah dan 6.052 ekor domba.

Dengan luas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) mencapai 186.580 km2 dan panjang garis pantai 2.420.357 km, sektor kelautan dan perikanan sangatlah bernilai. Potensi perairan di Sumatera Barat antara lain ikan laut, ikan air tawar, mangrove, terumbu karang, padang lamun, rumput laut, penyu dan lain-lain.

Provinsi ini juga kaya akan bahan-bahan tambang. Sektor ini dibagi dalam tiga jenis usaha, yaitu bahan galian strategis (golongan A), bahan galian vital (golongan B) dan bahan galian industri (golongan C). masuk dalam kategori golongan A antara lain batu bara dan bitumen padat (oil-shale). Sejumlah daerah yang memiliki potensi batu bara antara lain Kota Sawahlunto dengan total cadangan 104,8 juta ton, kabupaten Sawahlunto dengan total cadanan mencapai 76 juta ton, Kabupaten Pesisir Selatan dengan jumlah cadangan 4 juta ton serta beberapa daerah lainnya.

Jenis bahan tambang yang diusahakan dengan skala besar hanyalah batubara. Selama periode 2005 produksi batubara mencapai 787.404,58 ton, dikonsumsi untuk pasar dalam negeri 787,4 ribu ton dan sisanya 296,56 ton diekspor. Dari hasil penjualan ini berhasil diperoleh pendapatan Rp. 299,06 miliar.


Potensi Kuliner

Masakan atau makanan dari Sumatra Barat adalah suatu hal yang tidak asing lagi di telinga ataupun di lidah masyarakat Indonesia, masakan ataupun makanan ini sering juga disebut sebagai masakan padang. Warung ataupun restoran padang sangat mudah di dapatkan pada setiap kota di Indonesia. Rasa yang khas menjadi suatu jaminan mengapa masakan ini menjadi terkenal di seluruh Indonesia. Sambal Balado dan Rendang adalah masakan yang paling terkenal dari masakan padang tersebut. Ternyata potensi Kuliner dari masakan minang atau masakan Padang ini telah mengalahkan apa saja yang berasal dari daerah Sumatra Barat itu sendiri. Makanan dan Masakan telah mampu menjadi suatu duta perwakilan dari identitas masyarakat minang asli. Kekuatan potensi kuliner yang dimiliki orang-orang minang telah mampu memberikan nuansa asli kedaerahan mereka sendiri. Dan secara tidak langsung masakan padang ini telah mampu memberikan keuntungan secara finansial bagi masyarakat minang itu sendiri.





Potensi Wisata

Pariwisata merupakan sektor yang berpeluang besar untuk dikembangkan. Tetapi harus digarisbawahi bahwa potensi pariwisata di Sumatra Barat tidak sebesar potensi pariwisata di Bali atau Yogyakarta. Obyek wisata di Sumbar cukup beragam, meliputi wisata alam, wisata budaya, dan wisata sejarah.

Wisata alam di Sumatra Barat yang memiliki daya tarik tinggi antara lain: Ngarai Sianok di Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Singkarak, air terjun di Lembah Anai, Ambun Pagi, pantai Carolina, pantai Bumpus, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS); dan gunung berapi di Singgalam. Wisata budaya antara lain kebudayaan minang di Padang Panjang, dan wisata sejarah yang antara lain berupa gua Jepang di Agam dan Istana Kerajaan Pagarujung di Batusangkar.

Potensi wisata itu belum dikembangkan secara optimal sehingga belum banyak menarik minat turis asing. Pada tahun 1996 turis asing (wisman) yang berkunjung ke Sumatra Barat berjumlah sekitar 108.776 orang. Pada tahun 1998 jumlah itu menurun menjadi 51.028. Maraknya kerusuhan yang terjadi di beberapa daerah pada saat menjelang dan pasca pemilu 1997 mengakibatkan banyak turis asing enggan datang ke Indonesia dan daerah wisata utama lainnya.


Peta Provinsi Riau


Potensi Alam

Riau kaya akan sumber daya alam, baik kekayaan yang terkandung di perut bumi, berupa minyak dan gas bumi, emas, dll. maupun kekayaan hutan dan perkebunannya, belum lagi kekayaan sungai dan lautnya. Seiring otonomi daerah, kekayaan tersebut bertahap mulai disalurkan secara penuh ke daerah (tidak sepenuhnya diberikan ke pusat) lagi. Aturan baru dari pemerintahan reformasi, memberi batasan dan aturan tegas mengenai kewajiban penanam modal, pemanfaatan sumber daya dan bagi hasil dengan lingkungan sekitar.
sektor unggulan di Provinsi Riau adalah sektor pertambangan dan penggalian; serta sektor industri pengolahan. Sektor-sektor ini sekaligus juga adalah sektor-sektor ekonomi yang memiliki daya saing cukup tinggi. Apabila dilihat dari PDRB per kapita pada tahun 2007, Provinsi Riau berada di peringkat 3 dari total seluruh provinsi di Indonesia, yaitu sekitar Rp41,4 juta termasuk sektor migas, dan pada peringkat 5 jika tanpa migas, yaitu sekitar Rp 23 juta.
Selain mempunyai PDRB yang cukup besar tersebut, kinerja pembangunan manusia yang diukur dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tahun 2007 Provinsi Riau berada pada peringkat 3 dari seluruh provinsi di Indonesia. Pembangunan manusia di Provinsi Riau harus tetap menjadi perhatian utama dalam penyusunan prioritas program dan kegiatan pembangunan daerah, karena sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif merupakan modal dasar dalam mendukung peningkatan daya saing wilayah secara berkelanjutan.





Potensi Kuliner

Makanan-makanan khas dari daerah melayu sudah terkenal kelezatannya sejak dahulu kala, Riau merupakan suatu daerah yang masih melestarikan adat istiadat melayu, oleh karenan itu masakan dan makanan melayu masih mudah di dapatkan di daerah tersebut. Ciri khas dari masakan melayu adalah kuah santannya atau kuah yang terbuat dari perasan kelapa dan ditambahkan dengan bumbu-bumbu masakan rempah-rempah sehingga masakan tersebut memiliki rasa yang melezatkan.
Jadi kita tidak perlu jauh-jauh kenegara malaysia ataupun negara rumpun melayu lainnya bila ingin menikmati rasa makanan khas adat istiadat melayu. Di Riau kita dengan mudah mendapatkan masakan-masakan melyu dengan cita rasa yang tidak kalah dari negara-negara rumpun melayu lainnya. Oleh karenan itu makanan dan masakan khas dari Riau merupakan suatu potensi yang patut dilestarikan.




Potensi Budaya.

Riau berada di garda terdepan dalam menjaga tradisi dan kebudayaan Melayu di Indonesia. Bahasa pengantar di provinsi ini umumnya Melayu. Adat istiadat yang berkembang dan hidup di provinsi ini adalah adat istiadat Melayu, yang mengatur segala kegiatan dan tingkah laku warga masyarakatnya bersendikan Syariah Islam. Penduduknya pun terdiri dari Suku Melayu Riau dan berbagai suku lainnya, mulai dari Bugis, Banjar, Mandahiling, Batak, Jawa, Minangkabau, dan China. Uniknya, di provinsi ini masih terdapat kelompok masyarakat yang di kenal dengan masyarakat terasing, antara lain:
  • Suku Sakai: kelompok etnis yang berdiam di beberapa kabupaten antara lain Kampar, Bengkalis, Dumai.
  • Suku Talang Mamak: berdiam di daerah Kabupaten Indragiri Hulu dengan daerah persebaran meliputi tiga kecamatan: Pasir Penyu, Siberida, dan Rengat:
  • Suku Akit: kelompok sosial yang berdiam di daerah Hutan Panjang Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis:
  • Suku Hutan: suku asli yang mendiami daerah Selat Baru dan Jangkang di Bengkalis, dan juga membuat desa Sokap di Pulau Rangsang Kecamatan Tebing Tinggi serta mendiami Merbau, sungai Apit dan Kuala Kampar.
Provinsi Riau sangat kaya dengan kerajinan daerah. Hanya saja hingga kini potensi kini potensi ekonomi rakyat ini masih kurang perhatian. Salah satu bentuk kerajinan daerah Riau adalah anyaman yang erat hubungannya dengan kebutuhan hidup manusia. Kerajinan ini dikembangkan dalam bentuknya yang aneka ragam, dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam – macam pula, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang – katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut sempirai, pangilo, lukah dan sebagainya.
Kerajinan lain yang juga populer adalah Tenunan Siak. Tenunan ini mempunyai motif yang khas, sehingga nilai jualnya juga cukup tinggi. Tenunan ini biasanya dikerjakan dengan peralatan tradisional.



Peta Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam


Potensi Alam

Serambi mekah Nanggroe Aceh Darussalam adalah sebuah provinsi yang sangat kaya raya akan potensi alamnya. Mulai dari perkebunan, kehutanan sampai pertambangan sumber energi. Bahkan banyak para ahli mengatakan kalo kekakayaan alam di kawasan Naggroe Aceh Darussalam lebih kaya dibandingkan salah satu negara di asia tenggara, yaitu negara Brunei Darussalam. Karena kekayaan yang berlimpah inilah banyak para investor asing berebutan untuk dapat mengelolanya. Pengelolaan yang tepat terhadap sumber daya alam yang dimiiki oleh provinsi Nanggroe Aceh Darussalm akan dapat membawa kemakmuran kepada masyarakatnya. Oleh karena itu sudah sepantasnya daerah yang kaya ini menikmati hasil kekayaan yang dimilikinya. Dalam hal ini, pemerintah pusat Indonesia harus bisa membuat sebuah kebijakan yang mendukung pembangunan di Nanggroe Aceh darussalam yang berpihak kepada kemakmuran rakyat Aceh, diharapkan otonomi khusus yang diberikan kepada pemerintah daerah Nanggroe Aceh Darussalam dapat menjawab permasalahan dalam pengelolaan sumber daya alam yang dimiliki daerah naggroe Aceh Darussalam.
Selama ini berita yang beredar, kalo kekayaan alam yang dimiliki oleh provinsi Nanggroe Aceh Darussalam hanya dinikmati oleh para investor asing dan pemerintah pusat saja. Hal ini terbukti dari kehidupan masyarakat daerah di Nanggroe Aceh Darusslam masih jauh dari angka kemakmuran seperti yang diharapkan. Sudah sepantasnyalah kalo rakyat di Aceh saat ini menikmati kekayaan alam yang mereka miliki. Pembangunan fasilitas-fasilitas pendidikan, kesehatan, serta fasilitas umum lainnya harus segera diupayakan. Sangat riskan sekali kalo masyarakat aceh harus terus menerus menjadi penonton dirumahnya sendiri.




















Minggu, 25 Juli 2010

Potensi Kuliner

Banyaknya pedagang dari Timur Tengah yang singgah di daerah pesisir Aceh pada zaman dulu ternyata membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan di Aceh. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran agama Islam yang sangat pesat di kawasan pesisir Aceh, sampai saat ini daerah Aceh terkenal dengan sebutan daerah serambi mekah. Ternyata besarnya pengaruh kebudayaan Timur Tengah terhadapan kultur kehidupan di Aceh bukan hanya berimbas kepada pesatnya penyebaran agama Islam di kawasan tersebut, akan tetapi berimbas juga kepada makanan yang dibuat oleh masyarakat Aceh. Makanan dan masakan khas yang terkenal dari Aceh saat ini banyak beradaptasi dengan makanan dan masakan dari Timur Tengah.

Potensi Wisata


Dalam sektor pariwisata, Daerah Istimewa Aceh memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dikembangkan lebih baik, terutama wisata alam, wisata bahari, dan wisata sejarah. Aceh dikenal sebagai pusat penyebaran agama Islam pertama di Indonesia, di mana pada abad 15-16 SM berdiri kerajaan Pasai dan Periak. Daya tarik obyek wisata lainnya adalah Taman Wisata Gunung Leuser yang memiliki banyak sungai arus deras, yang menarik bagi wisatawan asing dan domestik. Begitu pula kekayaan budaya berupa adat istiadat dan kesenian tradisonal, tari-tarian dan sebagainya akan menambah minat para wisatawan mancanegara dan domestik untuk berkunjung ke sana. Jika dikelola dengan baik, potensi pariwisata tersebut akan menambah penghasilan masyarakat Aceh yang bekerja di sektor pariwisata.

Peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Aceh sangat membutuhkan investasi besar. Tetapi kemampuan investasi pemerintah terbatas. Untuk itu diperlukan investasi masyarakat, termasuk dunia usaha, baik dari dalam maupun luar negeri. Kini tantangan yang dihadapi oleh Pemda Aceh baik di Propinsi maupun Kabupaten/Kota adalah bagaimana menciptakan iklim usaha yang menarik minat investor dari dalam serta luar negeri dan dunia usaha lainnya. Tindakan yang perlu dilakukan antara lain adalah mengembangkan kawasan dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi daerah yang dapat menampung kegiatan ekonomi dan membuka pusat layanan informasi bisnis.

Selain potensi sumber daya alamnya, lokasi daerah Aceh termasuk cukup strategis, karena letaknya berdekatan dengan Malaysia dan Thailand dan daerah ini memiliki pelabuhan bebas Sabang yang sudah diresmikan oleh Presiden Gus Dur pada akhir Januari ta-hun 2000. Thailand dan Malaysia telah membangun kerjasama dengan Indonesia dalam pengembangan re¬gional yang dikenal sebagai Indonesia-Malaysia-Thai¬land Growth Triangle (IMT-GT). Kerjasama itu diharapkan akan mendorong dan memperluas kerjasama bidang industri, pariwisata, pertanian, dan perdagangan antarpropinsi di tiga negara tersebut.

link
link
link
link
link
link
link

Peta Lampung


Potensi Alam

Dengan luas ± 3.528.835 ha, Provinsi Lampung memiliki potensi sumber daya alam yang sangat beraneka ragam, prospektif, dan dapat diandalkan, mulai dari pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, pertambangan, pariwisata, sampai kehutanan. Provinsi ini memiliki lahan sawah irigasi teknis seluas 103.245 ha, sawah, irigasi setengah teknis 24.164 ha, dan lahan sawah irigasi non teknis seluas 244.008 ha. Total saluran irigasi mencapai 371.417 km. Sawah-sawah inilah yang pada 2006 menghasilkan 2.129.914 ton padi (gabah keringgiling/GKG), terdiri atas 1.959.426 ton padi sawah dan 170.488 ton padi ladang. Dibanding dua tahun terakhir, produktivitas padi yang dicapai meningkat, Pada 2004, produksi padi mencapai 2.091.996 ton sementara pada 2005 mencapai 2.124.144 ton, Semua itu belum termasuk produksi ubi kayu rotan 2006 mencapai lebih dari 5.473.283 ton, dan produksi jagung 1.183.982 ton. Dengan demikian ketahanan pangan di provinsi ini cukup kuat.

Kawasan hutan mencapai 1.004.735 ha atau sekitar 30,43 % dari luas wilayah provinsi, terdiri atas hutan lindung 317.615 ha, hutan suaka alam dan hutan wisata/taman nasional 462.030 ha; hutan produksi terbatas 33.358 ha dan hutan produksi tetap 91.732 ha. Dalam rangka mendukung pembangunan berwawasan lingkungan yang berkesinambungan, produksi kehutanan kini lebih diarahkan kepada hasil hutan non kayu dan potensi ekowisatanya. Hasil hutan pada 2006 berupa kayu bulat sebanyak 3.4121.171 m³, kayu gergajian 145.732,25 m³ dan kayu lapis 82.714.45 m³, Sedangkan produksi basil hutan non kayu berupa damar mata kucing sebanyak 5.454,17 ribu ton, damar batu 1.351,30 ton, arang 30.347 rotan manau 3.000 batang, dan rotan lilin 1.293,24 ton.

Dari laut dan sungai sungainya yang besar pada 2006 Lampung menikmati hasil tangkapan laut hingga 133.503,4 ton, sedangkan tangkapan perairan umum mencapai 10.345,4 ton. Produksi budidaya tambaknya mencapai 164.264,8 ton, budidaya air tawar mencapai 17.448,9 ton dan hasil budidaya laut sebanyak 1.569,7 ton.

Daerah berlahan kering yang mencapai 89,88% dari total luas provinsi adalah tempat yang sangat cocok untuk mengembangkan sapi potong. Dengan potensi ini, Lampung memiliki perusahaan penggemukan sapi potong (feedlotters) terbesar di Indonesia dengan total populasi sapi potong mencapai 428 ribu ekor atau sama dengan 60% dari total populasi sapi potong nasional di feedlotter. Provinsi ini juga dikenal sebagai penghasil jagung, ubi kayu, dan dedak halus sebagai bahan baku pembuat konsentrat yang sangat dibutuhkan oleh ternak. Dengan dukungan potensi bahan baku ini, Lampung mampu menghasilkan produksi 23 juta ekor ayam potong pada 2006, meningkat dibandingkan dengan produksi 2005 yang mencapai 21 juta ekor ayam potong.

Perekonomian di Provinsi Lampung juga sangat didukung oleh produksi perkebunan seperti kopi, lada, karet, kelapa, dan tebu. Produksi kopi pada tahun 2006 mencapai 143.050 ton, produksi kakao 22.976 ton, lalu diikuti produksi kelapa dalam lebih dari 112.631 ton, lada 24.011 ton, karet 54.461 ton, kelapa sawit 367.840 ton, dan tebu 693.613 ton. Dari hasil produksi tebu itu Lampung memberi kontribusi 35% dari total produksi gula nasional, meningkat dibanding kontribusi 2005 yang mencapai 20%.

Keanekaragaman sumberdaya mineral di provinsi itu meliputi mineral logam, bahan galian industri, bahan galian energi, dan bahan galian konstruksi. Pada 2006, dari galian industrinya berhasil diproduksi 1.980.000.000 m³ andesit, 389.000.000 m³ felspar dan 590.000.000 m³ granit dengan mutu terjamin. Untuk cadangan zeolit sebesar 2.145.000 m3 dengan cadangan yang diprediksi sebesar 8.000.000 m³, baik untuk kebutuhan domestik maupun ekspor, Bahan galian logam yang ada di provinsi ini meliputi emas, mangaan, bijih besi dan pasir besi, namun baru sebagian saja dari potensi ini yang telah dikelola. Sekarang sumberdaya energi terbaru berupa panas bumi, air, serta bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari tebu, singkong, sawit, dan tanaman jarak tengah dikembangkan, Saat ini Provinsi Lampung memiliki pabrik etanol berbahan tebu terbesar di Indonesia.

Potensi energi seperti panas bumi yang berlokasi di daerah Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, mencapai 400 MW. Di Suoh, Kabupaten Lampung Barat, potensi tersebut mencapai 300 MW. Semua potensi itu telah di eksplorasi oleh Pertamina sebesar 110 MW. Potensi air untuk pembangkit tenaga listrik juga sangat besar. Pada SWS Way Semangka Upper tersedia kapasitas sebesar 78 MW dan telah dioperasikan melalui PLTA Besai dan PLTA Baru Tegi. Pada SWS Way Semangka Lower dan Way Semung masing-masing tersedia potensi sebesar 76 MW clan 2,6 MW.

link
link
link
link
link
link
link




Potensi Kuliner

Makanan khas daerah lampung hampir sama dengan makanan dari daerah Sumatra bagian selatan yang lainnya. Akan tetapi Lampung memiliki beberapa masakan yang sangat lezat dan tidak dimiliki oleh daerah sumatra lai




link
link
link
link
link
link
link


Potensi Wisata


Pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata mencakup pembangunan aspek ekonomi dan aspek sosial budaya, serta dilakukan secara sinergis dengan berbagai sektor lain. Propinsi Lampung telah menetapkan tujuh obyek wisata unggulan dalam upaya mewujudkan Lampung sebagai daerah tujuan wisata. Obyek wisata unggulan yang telah ditetapkan adalah : Kawasan Wisata Bakauheni dan Land Mark Menara Siger, Kawasan Ekowisata Kalianda dan sekitarnya, Kawasan Wisata Agro Pekalongan, Lampung Timur, Pengembangan Ekowisata Taman Hutan Rakyat Gunung Betung, Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Way Kambas, Pengembangan Ekowisata Taman Nasional Bukit Barisan Selatan.

link
link
link
link
link
link
link





Peta Provinsi Kepulauan Riau


Potensi Alam

Kepulauan Riau kaya akan sumber daya alam, baik kekayaan yang terkandung di perut bumi, berupa minyak dan gas bumi, emas, dll. belum lagi kekayaan sungai dan lautnya. Seiring otonomi daerah, kekayaan tersebut bertahap mulai disalurkan secara penuh ke daerah (tidak sepenuhnya diberikan ke pusat) lagi. Aturan baru dari pemerintahan reformasi, memberi batasan dan aturan tegas mengenai kewajiban penanam modal, pemanfaatan sumber daya dan bagi hasil dengan lingkungan sekitar.


link
link
link



Potensi Wisata


Kepulauan Riau adalah sebuah provinsi yang berbentuk gugusan kepulauan. Kepulauan Riau sudah terkenal dari sejak dulu dengan potensi wisata baharinya. Keindahan pantai di pulau-pulau kecil tidak kalah dengan pantai-pantai di daerah Indonesia yang lainnya.

link
link
link
link
link



Potensi Kuliner


Masakan, makanan Khas Riau memang tidak jauh beda dengan makan khas, kuliner, di-beberapa daerah Indonesia seperti Sumatra Barat, Kalimantan, serta saudara mudanya Kepulauan Riau.
Walaupun begitu Kuliner, Masakan Khas Riau tetap memiliki ciri khas dibandingkan masakan daerah lain. Seperti salah satu masakan khas Riau berupa Sambal terung Asam. Kuliner ini juga terdapat di Kalimantan. Lalu gulai asam pedas ikan patin mungkin juga dapat ditemukan daerah Sumatra lainnya.

link 1
link 2
link 3
link 4
link 5
link 6

Potensi Alam

Pada tahun 2007, PDRB atas dasar harga berlaku di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan migas sebesar 17.895.017 juta rupiah, sedangkan PDRB tanpa migas sebesar 17.369.399 juta. Apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2006 PDRB atas dasar harga berlaku dengan migas adalah 15.920.529 juta rupiah dan PDRB tanpa migas sebesar 15.299.647 juta rupiah. Demikian juga, PDRB atas dasar harga konstan 2000 baik dengan migas maupun tanpa migas pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan.

link 1
link 2
link 3
link 4
link 5
link 6



Potensi Kuliner


link 1
link 2
link 3
link 4
link 5



Potensi Wisata

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terdiri dari dua pulau utama yaitu Pulau Bangka dan Pulau Belitung serta pulau-pulau kecil seperti P. Lepar, P.Pongok, P. Mendanau dan P.Selat Nasik, total pulau yang telah bernama berjumlah 470 buah dan yang berpenghuni hanya 50 pulau. Bangka Belitung terletak di bagian timur Pulau Sumatera, dekat dengan Provinsi Sumatera Selatan. Bangka Belitung dikenal sebagai daerah penghasil timah, memiliki pantai yang indah dan kerukunan antaretnis. Ibu kota provinsi ini ialah Pangkalpinang. Pemerintahan provinsi ini disahkan pada tanggal 9 Februari 2001. Setelah dilantiknya Pj.

Gubernur yakni H.Amur Muchasim, SH (mantan Sekjen Depdagri) yang menandai dimulainya aktivitas roda pemerintahan provinsi. Selat Bangka memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Bangka, sedangkan Selat Gaspar memisahkan Pulau Bangka dan Pulau Belitung. Di bagian utara provinsi ini terdapat Laut Cina Selatan, bagian selatan adalah Laut Jawa dan Pulau Kalimantan di bagian timur yang dipisahkan dari Pulau Belitung oleh Selat Karimata.
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebelumnya adalah bagian dari Sumatera Selatan, namun menjadi provinsi sendiri bersama Banten dan Gorontalo pada tahun 2000. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 Tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tanggal 21 November 2000 yang terdiri dari Kabupaten Bangka, Kabupaten Belitung dan Kota Pangkalpinang. Pada tahun 2003 berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tanggal 23 Januari 2003 dilakukan pemekaran wilayah dengan penambahan 4 kabupaten yaitu Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan dan Belitung Timur. Propinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan pemekaran wilayah dari Provinsi Sumatra Selatan.
link 1
link 2
link 3
link 4
link 5
link 6
link 7

Peta Provinsi Bangka-Belitung


Potensi Alam

link 1
link 2

Potensi Kuliner

Setiap daerah memiliki makanan khas tersendiri. begitu juga dengan Jambi. Dibawah ini adalah link referensi berbagai macam masakan khas Jambi.

link 1
link 2
link 3
link 4
link 5

Potensi Budaya.

link 1

Peta Provinsi Jambi


Potensi Wisata

Yang berminat mengunjungi Jambi silahkan liat beberapa referensi pariwisata di Jambi.

Potensi Kuliner

Potensi Alam

tambang uranium

Potensi Wisata


Semua link di bawah ini merupakan referensi untuk memandu anda meliat pariwisata di provinsi Bengkulu. Semoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

link 1
link 2
link 3
link 4
link 5
link 6
link 7


Potensi Budaya.

Selain terkenal dengan sebutan kota pelajar, Yogyakarta juga terkenal sebagai kota budaya. Sebutan kota budaya yang disandang Yogyakarta bukanlah tidak beralasan, mayoritas penduduk di Yogyakarta adalah pendatang yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari daerah Aceh sampai Papua, semuanya ada di Yogyakarta. Bisa dibilang Yogyakarta adalah Indonesia kecil. Keragaman Budaya di Yogyakarta merupakan suatu aset yang sangat penting, karena dengan keragaman budaya tersebut setiap orang yang berada di yogya jadi lebih memahami arti perbedaan yang ada. Kebudayaan asli Yogyakarta sendiri sudah terkenal sejak zaman dahulu, banyak peninggalan-peninggalan sejarah zaman kerajaan jawa kuno berada di Yogyakarta, baik yang berupa benda-benda kuno, kesenian musik, adat istiadat dan prasasti-prasasti bersejarah masih berada di yogyakarta. Hingga sampai saat ini Yogyakarta terkenal sebagai pusatnya kebudayaan Jawa. Yogyakarta juga merupakan suatu daerah yang masih melestarikan budaya-budaya nenek moyangnya. Sistem kerajaan yang pernah digunakan pada zaman dulu ternyata masih meninggalkan sisa-sisa dalam kehidupan sehari-harinya. Ini terbukti dengan tetap menghormati para keluarga kerajaan beserta keturunannya. Raja atau juga disebut Sultan dipercaya oleh masyarakatnya sebagai keturunan orang suci yang patut di hormati oleh seluruh rakyatnya.

Yogyakarta juga terkenal dengan kehidupan seninya. Banyak para seniman besar di Indonesia yang berasal dari Yogyakarta, seperti Butet kertarajasa, Djaduk Ferianto, Didi Nini Towok, Affandi dan masih banyak yang lainnya. Maka dari itu tidak salah kalo sebutan kota Budaya diberikan kepada D.I Yogyakarta.Dengan potensi budaya yang dimiliki memungkinkan kalo Yogyakarta terkenal ke seluruh dunia. Banyak para wisatawan domestik dan mancanegara yang sengaja berkunjung ke Yogyakarta untuk melihat kebudayaan tersebut. Semakin tingginya orang-orang berkunjung ke Yogyakarta maka akan berdampak positif juga bagi kehidupan masyarakatnya. Dengan demikian potensi budaya tersebut mampu membawa berkah bagi masyarakat Yogyakarta.


Potensi Budaya.

Selain pantai, Bangka juga dikenal dengan keragaman budayanya. Dari budaya lokal hingga budaya “Import” yang dibawa para pendatang. Keragaman budaya inilah yang belakangan menjadi aset penting untuk mengembangkan pariwisata. Pulau Bangka yang dikelilingi lautan, laksana surga-surga bagi para nelayan. Itulah secuil cermin tentang kebudayaan nelayan di pulau yang dulu dikenal sebagai penghasil timah.
Dalam perkembangannya, latar belakang masyarakat Bangka yang sebagian besar nelayan itu, ternyata turut mempengaruhi pertumbuhan kebudayaan lokal. Meski saat ini pola hidup masyarakat Bangka telah mulai bergeser, kebudayaan lokal yang mengandung unsur nelayan masih tetap kental mewarnai sendi-sendi kehidupan masyarakatnya. Paling tidak saat ini ada dua event budaya besar yang berhubungan dengan nelayan, yakni, upacara rebo kasan dan buang jong. Selain itu ada ritual-ritual budaya yang dipengaruhi unsur religi, sementara pertunjukan kesenian Barongsai mewakili kebudayaan masyarakat pendatang (Tionghoa) Tapi diantara banyak ritual budaya di Bangka, upacara sepintu sedulang boleh jadi memiliki makna yang khusus. Inilah ritual yang menggambarkan persatuan masyarakat Bangka.

link 1
link 2
link 3
link 4
link 5
link 6
link 7




Potensi Budaya.

Sumatera Selatan di kenal juga dengan sebutan Bumi Sriwijaya karena wilayah ini di abad VII – XII Masehi merupakan pusat kerajaan maritim terbesar dan terkuat di Indonesia yakni Kerajaan Sriwijaya. Pengaruhnya bahkan sampai ke Formosoa dan Cina di Asia serta Madagaskar di Afrika. Di provinsi yang amat sangat terkenal dengan kain songket dan kain pelanginya ini terdapat 12 jenis bahasa daerah dan delapan suku, di antaranya dominan adalah Suku Palembang, Suku Komering, Suku Ranau, dan Suku Semendo. Untuk menjaga keragaman ini tetap berada dalam harmoni, pemerintah lokal membuat peraturan daerah yang bertujuan untuk mengelola kebudayaan yang ada. Peraturan ini mencakup pemeliharaan bahasa, sastra serta aksara daerah, pemeliharann kesenian, pengelolaan kepurbakalaan kesejarahan serta nilai tradisional dan museum. Pariwisata Sumatera Selatan bahkan dalam koridor peraturan daerah in, agar pariwisata di sana tetap berbasis kebudayaan Sumatera Selatan di satu sisi dan bernilai ekonomi tinggi di sisi yang lain.

Masyarakat Sumatera Selatan umumnya hidup rukun dan agamis. Selama periode 2004 – 2006, misalnya, tidak terdapat catatan buruk tentang konflik antar kelompok atau antarsuku tertentu. Kendati demikian, sebagai langkah preventif pemerintah harus berupaya menggalang kerukunan diantara masyarakatnya dengan menghadirkan tokoh agama terkenal, dan lain sebagainya. Di berbagai forum semacam itulah pemerintah menekankan pentingnya harmoni dan stabilitas demi kelanjutan pembangunan.



Potensi Budaya.

Provinsi Lampung dikenal juga dengan julukan “Sang Bumi Ruwa Jurai” yang berarti satu bumi yang didiami oleh dua macam masyarakat (suku/etnis), yaitu masyarakat Pepadun dan Saibatin. Masyarakat pertama mendiami daratan dan pedalaman Lampung, seperti daerah Tulang Bawang, Abung, Sungkai, Way Kanan, dan Pubian, sedangkan masyarakat kedua mendiami daerah pesisir pantai, seperti Labuhan Maringgai, Pesisir Krui, Pesisir Semangka (Wonosobo dan Kota Agung), Balalau, dan Pesisir Rajabasa.
Umumnya masyarakat Lampung mendiami kampung yang disebut dengan Tiyuh, Anek, atau Pekon. Beberapa kampung tergabung dalam satu marga, sedangkan kampung itu sendiri terdiri atas beberapa buway. Di setiap buwat atau gabungan buway terdapat rumah besar yang disebut Nuwou Balak. Biasanya Nuwou Balak ini merupakan rumah dari kepala kerabat yang merupakan pemimpin klan dari kebuwayan tersebut, yang disebut juga dengan punyimbang bumi. Masyarakat Lampung memiliki bahasa dan aksara sendiri, namun penggunaan bahasa Lampung pada daerah perkotaan masih sangat minim akibat heterogenitas masyarakat perkotaan dan karena itu penggunaan Bahasa Indonesia lebih menonjol. Untuk daerah pedesaan, terutama pada perkampungan masyarakat asli Lampung (riyuh ataupun pekon), penggunaan Bahasa Lampung sangat dominan. Bahasa Lamapung terdiri dari dua dialek, pertama dialek “O” yang biasanya di gunakan oleh masyarakat Pepaduan, meliputi Abung dan Menggala: serta dialek “A” dan umumnya digunakan masyarakat Saibatin, seperti Labuhan meringis, Pesisir Krui, Pesisie Semangka, Belalau, Ranau, Pesisir Rajabasa, Komering, dan Kayu Agung. Namun demikian ada pula masyarakat Pepaduan yang menggunakan dialek “A” ini, yaitu Way Kanan, Sungkai, dan Pubian. Di samping memiliki bahasa daerah yang khas, masyarakat Lampung juga memiliki aksara sendiri yang disebut dengan huruf kha gha nga. Aksara dan Bahasa Lampung itu menjadi kurikulum muatan lokal yang wajib dipelajari oleh murid-murid SD dan SMP di seluruh Provinsi Lampung.