Selasa, 03 Agustus 2010
Senin, 02 Agustus 2010
Potensi Alam
Potensi sumberdaya alam bervariasi, seperti pertanian, kehutanan, kelautan dan perikanan. Lahan sawah irigasi teknis sebesar 18.506 ha (138,27%), dan non irigasi teknis sebesar 29,848 ha 161,72%).
Luas lahan palawija, hortikultura, dan sayur sayuran sebagian besar ditanami jagung dan kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu, dengan perincian jagung seluas 79,704 ha, kedelai 34.292 ha, kacang tanah 67.759 ha, dan ubi kayu 58,735 ha, sedangkan sisanya berupa kacang hijau, ubi jalar, dan sayur sayuran.
Adapun jumlah produksi palawija, hortikultura dan sayur sayuran adalah jagung sebanyak 219.758 ton, padi 715,684 ton, kedelai 402 ton, kacang tanah 66.697 ton, kacang hijau 550 ton, ubi kayu 978,494, Ubi jalar 6.777 ton, sayuran 67.703 ton, dan buah buahan 197.204 ton.
Menurut jenis komoditas kehutanan yang dikembangkan berupa produk kayu dan non kayu. Luas kawasan hutan seluas 74.992,97 ha (23,54% dari luas wilayah), dengan perincian hutan Negara 18.044,97 ha (5,66%), hutan rakyat 54,948 ha (17,88%). Sementara itu, produksi kayu terdiri dari jati 111.930,393 m³, mahoni 16.490,574 m³, sono keling 8.412,866 m³, akasia 3.292,287 m³ dan rimba campur 2.787,235 m³, maka dihasilkan kayu bulat sebanyak 8.022.009,30 m³.
Potensi dan pemanfaatan bidang kelautan dan perikanan terdiri dari perairan umum sebesar 3.133,5 ha (tingkat pemanfaatan 5,20 ha), rambak 650 ha tingkat pemanfaatan 58 ha), sawah tambak 240 ha belum dimanfaatkan), kolam 4.630,2 ha (tingkat pemanfaatan 915 ha), dan Mina Padi 10.265,6 ha (tingkat pemanfaatan 1,233 ha). Di samping itu, potensi dan tingkat pemanfaatan sumber daya alam khususnya perikanan di Selatan Jawa, terdiri dari puluhan ton/tahun tingkat pemanfaatan 45%, mencapai 25.000 ton/tahun tingkat pemanfaatan 18.000 ton/tahun tingkat pemanfaatan 44%, tenggiri 10.000 ton/tahun tingkat pemanfaatannya 11%, dan pelagis kecil 431.000 ton/tahun.
Potensi peternakan di antaranya populasi ternak sapi potong 249.480 ekor, sapi perah dengan produksi 8.623 ekor dengan jumlah produksi 8,900.215 liter/tahun, ternak kecil, dan unggas. Dari seluruh jenis peternakan tersebut, ternak unggas cukup besar, yaitu ayam buras 4.604.824 ekor/tahun, ayam petelur 2 494.008 ekor/tahun, dan ayam pedaging 22.020,306 ekor.
Di bidang perkebunan, terdapat banyak potensi di antaranya teh, kopi, tembakau, kakao, lada, kelapa, vanili, dan tebu. Dari jenis tanaman perkebunan, areal tanaman Kelapa mempunyai areal yang cukup besar, yaitu 44,119,59 ha.
Di bidang pertambangan dan energi, terdapat 28 jenis bahan galian, naik dari golongan B maupun golongan C yang mendominasi adalah batu kapur putih memiliki potensi yang cukup tinggi, yaitu sebesar 621.073,6 ton, serta beberapa jenis tambang lainnya, seperti andesit (44,097,2 ton), bentonit/ abu bumi (1.699,16 ton), dan kaolin/feldstar (1.225 ton).
Sumber: Indonesia Tanah Airku (2007).
Potensi Kuliner
Kota gudeg merupakan julukan yang diberikan kepada D.I Yogyakarta, Gudeg adalah satu jenis masakan khas masayarakat Yogyakarta, rasanya yang manis dan gurih menjadi satu cita rasa yang menjadi daya tarik Gudeg tersebut. Makanan ini sudah terkenal ke pelosok nusantara bahkan sampai mancanegara. Karena namanya sudah sangat terkenal, banyak para turis yang sengaja datang ke Yogyakarta demi mencicipi makanan tersebut.
Akan tetapi, Gudeg bukanlah satu-satunya masakan khas dari Yogyakarta, masih banyak jenis-jenis masakan dan makanan lainnya yang menjadi ciri khas Yogyakarta. Warung-warung makan dengan sangat mudah ditemukan di Yogyakarta, baik yang berbentuk lesehan ataupun restoran-restoran mewah. Oleh karena itu, berbagai macam bentuk makanan dengan gampang ditemukan di yogyakarta. Dan satu lagi, Kuliner-kuliner yang ditawarkan di yogyakarta selain memiliki cita rasa yang lezat, harga-harga makanan tersebut juga terkenal lebih murah dari harga-harga makanan di luar kota Yogyakarta.
Wisata kuliner juga menjadi satu potensi menarik yang dimiliki oleh D.I Yogyakarta, dengan potensi kuliner ini diharapkan tingkat perekonomian masayarakat Yogyakarta ikut terangkat, banyak pedagang-pedagang makanan yang menyuguhkan masakan-masakan khas dari D.I Yogyakarta. Kuliner menjadi satu aset masayarakat Yogyakarta yang harus tetap dipertahankan.
Langganan:
Postingan (Atom)